Gue sadar terlalu susah untuk bokap sekarang ngejalanin
hidup. Bolak-balik ke sana-ke mari dengan jarak yang cukup jauh. Kemudian
membuat gue berpikir dua kali untuk menuntut hak gue sebagai remaja: beli
kamera baru.
Hari ini tepatnya, gue kepikiran buat blogumentary kayak
Jacksgap di Youtube. Gue pikir: kayaknya keren deh kalo gue buat kayak
beginian. Gue search how to make film biar kayak Jacksgap, dan membuat gue
menulis beberapa hal yang harus gue punya:
- Kamera
- Tripod
- Laptop dengan film editornya
- Youtube account
Entahlah, yang pasti gue nggak punya uang untuk beli semua
itu.
Dan, gue ngerasa gue nggak harus maksa beliau untuk
membelikannya untuk gue.
Gue mulai termenung, ketika dia bilang:
“De, balik ya,” kata
beliau.
“Kemana, Bah?”
“Ke Cirebon.”
“Nggak ke rumah Ibu?”
“Daripada buru-buru,
abah mendingan ngelembur ngedit malem ini.”
Entah apa yang harus gue katakana lagi selain: “Yaudah, Bah.
Ati-ati ya.” Sayangnya, gue hanya bisa mengatakan
hal tersebut dalam hati.
Gue pengen sekarang, dan seterusnya, gue bisa ngeliat dia
sampe gue bisa berangkat bareng haji. Ntah kapan.
Ternyata, apa-apa yang selama ini gue pikirkan dan gue
inginkan, nggak selamanya akan berbuah bahagia terhadap gue sendiri. Mungkin
akan membahagiakan gue, namun belum tentu sama orang lain.